Label: , ,

Kawan, Lihatlah Bebanmu Menjadi Ringan




Fr. Rambang Ngawan, OP
Sore itu seorang kawan mengeluh kepadaku, "beban hidup ini terasa semakin berat. Tugas dari dosen semakin menumpuk, sedangkan daya tubuhku tidak mampu menyelesaikan semuanya. Aku belum pulih dari sakitku." Dan aku berusaha menenangkan dia mencoba memahaminya, kataku," Ya aku mengerti, memang seperti itu pada awalnya. Mengenai sakitmu, ada baiknya jika kamu berdevosi kepada Bunda Maria atau berdoa Rosario secara rutin demi kesehatanmu. Konsultasi juga ke dokter secara rutin." "Ya. Akan aku coba", jawabnya kepadaku."Namun yang kurasa selama ini aku semakin jauh dari Tuhan. Aku lelah." keluhnya lagi. Aku terdiam. Menghela nafasku. Iba hatiku mendengarnya. Dia masih muda dan banyak mimpi di benaknya. Aku tersadar dan kulanjutkan kata-kataku,"Hey kawan jangan bersedih. Sesungguhnya Tuhan semakin dekat mendekapmu. Rasakan dan percayalah. Kau tak lagi sendiri." Setidaknya itulah kata-kata yang bisa ku ingat dari percakapan kami.

Esoknya, di ruang belajarku, aku mulai mengambil pen dan secarik kertas. Aku ingin bercerita tentang hari kemarin lewat sebuah puisi yang sederhana.

Untukmu...

Kawan

Jika suatu hari kamu merasa
ingin menangis, panggil aku!
aku tidak berjanji bahwa aku akan
membuatmu tertawa tetapi aku dapat
menangis bersamamu.

Jika suatu hari kamu ingin lari menjauh,
jangan takut untuk memanggil aku!
Aku berjanji tidak akan memintamu
berhenti tetapi aku akan
berlari denganmu.

Jika suatu hari kamu tidak mau
mendengarkan seorangpun, panggil aku!
aku berjanji akan hadir bersamamu dan
akupun akan diam.
Aku mengasihimu,
jangan lupakan itu!
Di dalam waktu indah maupun buruk, aku
akan selalu bersamamu...

Dan kawan...lihatlah bebanmu menjadi ringan.
Tuhan berbisik kepadaku dalam doaku.
"Aku menggendong temanmu. Mengobati luka-lukanya.
Ia baru saja jatuh, dan lukanya pasti sembuh segera.
Katakan padanya...betapa Aku mencintai dia."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
The Ngawan © 2014 | Birds with the same feather flock together.