Oleh Trio Kurniawan
Pengantar
Mengapa
harus filsafat? Apa filsafat masih bisa exist
jaman sekarang? Apakah filsafat masih memiliki pengaruh untuk kehidupan jaman
sekarang yang begitu dikuasai oleh teknologi? Pertanyaan-pertanyaan kecil
semacam ini sering ditanyakan kepada saya, bahkan dulu juga saya menanyakan hal
yang sama ketika pertama kali memulai pembelajaran saya tentang filsafat.
Filsafat sendiri, dari pengalaman banyak orang yang bercerita kepada saya,
termasuk ilmu yang sangat sulit dan membosankan. Pertanyaan saya: benarkah?
Saya sering
membaca postingan atau tweets beberapa orang tentang motto hidup mereka. Kemudian mereka berkata seperti
ini: “Ini nih filsafat hidupku! Keren kan?" Singkatnya, saya
menangkap bahwa filsafat lebih dimengerti sebagai falsafah hidup. Filsafat
direduksi kepada konsep semacam ini.
Dalam
tulisan singkat ini, saya akan menyajikan panorama kecil tentang filsafat dan
pengaruhnya di dalam dunia modern saat ini, tentunya bukan filsafat sejauh
dimengerti sebagai falsafah hidup. Saya menuliskan panorama filsafat ini dalam
bahasa yang (semoga) sederhana dan profan. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk
merangkum pemahaman tentang filsafat secara utuh. Filsafat begitu luas untuk
dapaat dituliskan ke dalam tulisan 4 halaman kertas A4. Tulisan ini juga tidak
dimaksudkan untuk membahas salah satu atau satu per satu aliran filosofis yang
pernah ada dan masih berlaku sampai saat ini.
Saya
berharap bahwa tulisan kecil ini bisa bermanfaat sebagai titik awal
ketertarikan kita pada pemikiran-pemikiran filosofis. Lebih jauh lagi, saya
berharap bahwa semakin banyak orang yang mencintai filsafat dan tidak lagi
menganggap filsafat sebagai ilmu yang “mengerikan”.
Filsafat: Pengertian, Sejarah Awal dan Perspektif Keilmuannya
Secara
etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani philia (cinta, anak) dan sophia
(kebijaksanaan). Jadi, filsafat dapat diartikan sebagai ajaran supaya
orang-orang mencintai kebijaksanaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan
filsafat ke dalam 4 pengertian:
1.
Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
2.
Teori yg mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan.
3.
Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan
epistemologi.
4.
Falsafah.
Pengertian kata “filsafat” di
atas dapat dimengerti dengan baik jika kita masuk ke sejarah awal lahirnya
pemikiran-pemikiran filosofis.
Belum ada
seorang pun yang dapat memastikan sejak kapan atau dari siapa pemikiran
filosofis pertama kali dimulai. Entah
di dunia Timur atau Barat, masing-masing memiliki sejarah perjalanan pemikiran
filsafatnya tersendiri. Namun dalam tulisan ini, panorama sejarah filsafat akan
difokuskan pada sejarah filsafat barat. Alasannya, karena pemikiran-pemikiran
filosofis dari dunia Barat yang paling dominan mempengaruhi dunia dari jaman ke
jaman.
Filsafat
Barat dimulai sekitar tahun 7 SM di tanah Yunani. Filosof yang dianggap sebagai
tonggak lahirnya Filsafat Barat adalah Thales (624-546 SM). Mengapa Thales?
Karena Thales adalah pemikir pertama yang mencoba menjelaskan realitas alam
semesta ini secara rasional, tanpa berpijak pada mitos-mitos yang diyakini di
tanah Yunani pada saat itu. Ia mengkritisi mitos-mitos di Yunani pada masa itu
yang tidak masuk akal. Thales terkenal dengan gagasan awalnya tentang asal mula
segala sesuatu di semesta ini, yaitu dari air. Baginya, air adalah realitas
utama dan awali dari segala yang ada. Alasannya sederhana, yaitu karena segala
yang ada ini mengandung unsur air di dalamnya. Manusia terdiri juga atas air,
begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Pemikiran semacam ini tampaknya sangat
sederhana untuk manusia jaman ini. Namun, siapa yang menyangka bahwa dari
pemikiran kecil seperti ini lahir beragam pemikiran modern yang sangat
mempengaruhi dunia?
Setelah
Thales, ada banyak filosof awali yang juga mulai tertarik untuk memahami
realitas dunia ini dengan akal budi mereka, bukan lagi berpijak pada
mitos-mitos yang mengelabui pikiran manusia. Beberapa di antaranya adalah
Anaximandros (prinsip dasar semesta: to
apeiron, prinsip abstrak) dan Anaximenes (prinsip dasar semesta: udara).
Thales, Anaxminadros dan Anaximenes adalah 3 filosof awali yang tergabung dalam
Mazhab Miletos. Miletos adalah nama tempat di mana ketiga filosof ini berasal.
Mereka juga terkena dengan para filosof alam karena berbicara tentang hakekat
alam.
Dari sejarah
kecil Filsafat Barat yang digali 3 filosof awali di atas, kita bisa mengerti
mengapa filsafat disebut sebagai ajaran tentang cinta akan kebijaksanaan.
Mitos-mitos diyakini hanya mengaburkan kebijaksanaan manusia. mitos mengajarkan
manusia untuk menjadi takut. Maka dengan belajar filsafat, manusia saat itu
diajarkan untuk menjadi bijak dalam melihat dunia. Kecintaan akan kebijaksanaan
inilah yang melahirkan filsafat. Lebih lanjut, kebijaksanaan semacam ini
haruslah berakar pada cara pikir yang rasionak dan terukur.
Dari segi
keilmuan, filsafat memiliki objek material dan objek formal tersendiri. Objek
material filsafat adalah “segala yang ada”. “Segala yang ada” berarti realitas,
entah yang berada secara fisik, dalam akal budi, ataupun yang mungkin terjadi.
Singkatnya, segala yang ada ini adalah objek material filsafat. Objek formal
dari filsafat sendiri ada banyak, misalnya pendekatan logis, etis, metafisis
dan lainnya. Mengapa bisa banyak? Karena filsafat adalah induk dari ilmu. Dari
objek formalnya ini, lahir beragam ilmu seperti Logika, Etika, Estetika, Metafisika, Epistemologi, Antropologi,
Sosiologi, dan lainnya. Filsafat juga memiliki sistemnya tersendiri serta
bercirikan spekulatif.
Filsafat dan Pengaruhnya Pada Dunia
Filsafat bukanlah
sekadar ilmu yang dapat dipelajari dalam traktat-traktat perkuliahan. Dalam sejarahnya,
filsafat telah menggerakkan jaman ke dalam pelbagai perubahan. Pemikiran-pemikiran
yang lahir dari pandangan para filosof ternyata membuka akal budi banyak orang
di setiap jaman. Pemikiran filosofis mereka mampu menggerakkan manusia untuk
melakukan perubahan dan memikirkan apa yang baik untuk tata hidup bersama antar
Tuhan, manusia dan alam semesta.
Jika boleh
disebutkan, ada 3 filosof besar yang pemikirannya begitu berpengaruh di dunia. Mereka
adalah Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Mereka
adalah soko guru filsafat. Pemikiran mereka ini saling berlawanan, namun
berdiri di atas dasar yang begitu kuat. Sokrates, misalnya, dikenal karena
metode maieutika tekhne dalam
menghasilkan pengetahuan. Metode maieutika
tekhne adalah metode yang ditemukan oleh Sokrates untuk menggali
pengetahuan dengan cara bertanya dan berdialog. Metode ini juga dikenal dengan
nama Metode Dialektika Sokrates. Pada jaman ini, metode Sokrates ini banyak
digunakan dalam wawancara-wawancara, penggalian informasi psikologis,
pendalaman gagasan dan lainnya.
Plato terkenal
dengan gagasannya tentang Dunia Idea dan Dualisme Jiwa-Badan. Pemikirannya ini
begitu berpengaruh, terutama sejak abad-abad awal masehi hingga abad
pertengahan. Karena pemikiran Plato maka muncul gagasan bahwa tubuh manusia ini
hanya cenderung untuk menginginkan yang buruk. Tubuh adalah fana. Sebaliknya,
jiwa adalah substansi ilahi.
Aristoteles mungkin
merupakan filsuf yang tulisan-tulisannya paling banyak berpengaruh dalam telaah
ilmu modern. Pada masa itu, Aristoteles telah menuliskan beragam gagasan
filosofis tentang fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik,
pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Gagasan-gagasan Aristoteles ini
menjadi dasar yang kokoh bagi para filosof selanjutnya dalaam mengembangkan
pemikiran filosofis mereka.
Pada abad
pertengahan (sekitar abad 4-15 M), pemikiran filosofis tentang alam dan manusia
yang digeluti oleh para filosof seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles berubah
arah kepada pemikiran filosofis tentang Allah. Pada masa ini, metafisika
mendapat porsi yang cukup besar. Beberapa filosof besar pada masa itu di
antaranya adalah Thomas Aquinas, Agustinus, Ibnu Sina, Ibnu Rusjd, Al-Ghazali
dan lainnya. Para filosof ini berjuang keras untuk membuktikan eksistensi Allah
secara filosofis dan teologis. Pemikiran para filosof ini begitu kuat
mempengaruhi teologi kekristenan dan keislaman sampai sekarang.
Masa kejayaan
abad pertengahan kemudian diruntuhkan oleh kehadiran pemikiran-pemikiran
filsafat modern. Adalah Rene Descartes (1596-1650) yang menjadi bapak dari
peradaban modern. Ia terkenal dengan pernyataanya: cogito ergo sum (saya berpikir maka saya ada). Pemikran-pemikiran
modern ini lahir sebagai bentuk kritik atas filsafat skolastik (abad
pertengahan) yang begitu sibuk berbicara tentang Allah, lantas kemudian
menjadikan Gereja begitu dominan menentukan apa yang benar dan salah. Pada masa
itu, Gereja Katolik memang begitu berpengaruh dalam ilmu pengetahuan. Praktis sumber-sumber
pustaka yang penting tentang pengetahuan disimpan dalam perpustakaan Gereja
Katolik.
Para filosof
modern menolak otoritas Gereja yang semacam ini. Para filosof modern meyakini
bahwa akal budi yang menjadi pusat dari pengetahuan, bukan Gereja. Beberapa filosof
modern yang terkenal adalah John Locke dan David Hume (empirisme), Thomas
Hobbes, Karl Marx, Jean-Jacques Rousseau (filsafat politik), Immanuel Kant
(idealisme), Friedrich Nietzsche (eksistensialisme), Edmund Husserl
(fenomenologi) dan lainnya. Tak perlu dijelaskan lagi bagaimana pemikiran
filosofis mereka begitu mempengaruhi dunia saat itu.
Postmodernisme
(abad 20-sekarang) adalah kelanjutan dari masa modernisme. Paham ini lahir
sebagai bentuk kritik atas paham modernisme. Banyak filosof yang mengatakan
bahwa postmodern tidak memiliki “kekhususan pemikiran filosofis”. Mengapa? Karena
gagasan filosofis pada masa ini begitu banyak dan tak terstruktur. Ada juga
pemikir yang mengganggap bahwa jaman postmodern sebenarnya tidak ada. Masa postmodern
ditandai dengan berkembangnya dunia telekomunikai dan teknologi canggih.
Filsafat untuk Manusia Sekarang
Panorama filsafat
yang saya gambarkan dengan sangat singkat di atas saya kira telah menunjukkan
bagaimana filsafat begitu kuat menggerakkan dunia. Sebagai contoh, pemikiran
Karl Marx tentang perang melawan kapitalisme begitu berpengaruh besar untuk
munculnya paham komunisme dan sosialisme (mungkin juga fasisme). Akibatnya,
pemberontakan dan revolusi rakyat kecil begitu gencar terjadi di pelbagai
belahan dunia, bahkan di Indonesia sampai saat ini.
Filsafat tampaknya
bukanlah ilmu yang begitu menarik pada masa sekarang. Namun demikian,
orang-orang tidak bisa menolak fakta bahwa pemikiran-pemikiran filosofis masih
begitu relevan sampai detik ini. Sistem demokrasi yang digunakan oleh Indonesia
saat ini merupakan contoh nyata warisan pemikiran filosofis Yunani kuno.
Filsafat menggerakkan
peradaban lewat pikiran. Setitik kecil dari pemikiran filosofis dapat
mempengaruhi dunia dengan caranya. Itulah sebabnya saya sangat menganjurkan
agar semakin banyak orang yang mempelajari filsafat. Filsafat membuka pemikiran
setiap orang sehingga yang dicari hanyalah kebenaran dan kebaikan. Filsafat menjadi
senjata yang tajam untuk mengkritisi fenomena yang terjadi di dunia saat ini.
Singkatnya,
filsafat masih exists hingga detik
ini. Walaupun bukanlah ilmu yang populer
di kampus-kampus, filsafat tetap menunjukkan taringnya untuk menjadi cahaya
bagi pemikiran manusia sekarang. Filsafat tidak akan bisa mati selama manusia
masih berpikir. Karena itu, cintailah kebijaksanaan! Cintailah filsafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar