Kelompok Ot Danum Group merupakan salah satu kelompok Dayak besar di Borneo. Wilayah hunian kelompok ini meliputi beberapa provinsi, yakni Kalbar, Kalteng bahkan hinggan beberapa rumpun/anak sukunya menghuni wilayah Kalsel dan Kaltim. Meskipun kelompok besar sub suku bangsa Dayak ini mendiami daerah Kalteng, namun berbagai kelompok yang seketurunan/sedatuk dengan sub-suku bangsa Dayak ini juga terdapat di Kalbar, Kaltim dan Kalsel.
Kelompok
U’ud Danum/Ot Danum Kalbar merupakan kelompok utama atau kelompok induk/rumpun
besar yang menurunkan berbagai sub-suku bangsa Dayak yang ada di kabupaten
Sintang (Dohoi dan Cihie), kabupaten Melawi (Pangin, Kenijal, Ela), Oruung Da’an
di sepanjang Sungai Manday kabupaten Kapuas Hulu dan berbagai sub-suku lain
yang masih sedatuk/serumpun dengan mereka. Meskipun sudah memiliki berbagai
perbedaan yang cukup prinsip, misalnya dalam hal bahasa. Namun yang perlu
dicermati adalah umumnya dalam kelompok U’ud Danum/Ot Danum dan berbagai sub-suku Dayak lainnya yang hidup disekitar lingkungan mereka pada masa lalu,
memiliki semacam pengelompokan kelas/kasta dalam masyarakatnya, meskipun tidak
seketat yang terdapat pada masyarakat Hindu. Hal tersebut diperkirakan karena
adanya pengaruh dari agama dan kebudayaan Hindu/Kaharingan yang dianut oleh
masyarakat Ot Danum dan Ngaju di wilayah Kalimantan Tengah yang memengaruhi
kebudayaan mereka pada saat itu.
Kelompok
suku Dayak ini secara geografis tergolong kelompok Kalimantan Tengah. Berbagai ciri
budaya yang termasuk di dalamnya adalah bahasa menguatkan argumentasi ini bagi
kepentingan pemetaan persebaran komunitas sub-suku bangsa Dayak Kalimantan. Meski
dalam komunitas yang tergolong kecil di Kalbar, namun memberikan sumbangan bagi
keanekaragaman sub-suku bangsa Dayak di Kalbar, apalagi kelompok ini masih
menghuni daerah-daerah dimana sumber daya alam dan hutan masih terjaga cukup
baik, dimana beberapa wilayahnya belum terlalu terkontaminasi oleh kerusakan
alam karena terletak di daerah perhuluan sungai maupun sekitar taman
nasional/hutan lindung.
Kelompok
U’ud Danum mendiami berbagai kampung yang terdapat di sepanjang sungai Serawai
dan Ambalau serta sungai Melawi/Melahui/Melahoi. Penyebutan kata “danum” untuk
yang berarti ‘air’ barangkali dapat dijadikan sebagai identifikasi awal untuk
menelusuri keberadaan dan kelompok besar suku ini. Selain itu kesamaan motologi
penciptaan di antara mereka melalui sebuah keranjang/tandu suci (“Polahka’ Bulou”
dalam versi U’ud Danum, “Pelangka Bulau” versi Ot Danum dan “Kalangkeng” versi
Taman). Meskipun di Kalteng mereka menduduki berbagai posisi penting di
berbagai aspek politik dan pemerintahan, di Kalbar mereka adalah sub-suku Dayak
yang tinggal di daerah-daerah pedalaman yang hingga kini masih sulit dijangkau
dengan transportasi darat. Salah satu kelompok kecil suku Ot Danum masih hidup primitif/nomaden
di daerah hutan-hutan dan pegunungan di daerah hulu sungai Ambalau yakni Bukit
Raya yang dikenal dengan nama U’ud Sio/Punan Siau.
Memahami
sub-suku Dayak U’ud Danum/Ot Danum Kalbar ini tidak jauh berbeda dengan
mempelajari tentang sub-suku Dayak Ot Danum/Ngaju di Kalteng karena pada
dasarnya mereka merupakan kelompok yang sama. Meskipun dalam kelompok yang
sama, namun penyebutan kata Ot dan U’ud bagi mereka yang ada di Kalimantan
Barat dan Tengah menunjukkan adanya sedikit variasi penyebutan dan bahasa yang
mereka gunakan. Namun demikian mereka tetap meyakini bahwa mereka berasal dari
keturunan yang sama dan asal-usul yang sama dalam cerita asal mula nenek moyang
mereka yakni berasal dari “Polahkak Bulou” versi U’ud Danum da “Palangka Bulau”
dalam versi Kalteng.
(Sumber:
Jendela Borneo. Karangan Yovinus Borneo. 2011.
Hal. 197-199)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar