Label: , ,

Menggali Makna Kebesaran


Refleksi Injil
Lukas 14:1, 7-14


Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. (14:10)

Dalam injil menurut Lukas ini, Yesus mengajarkan kita akan arti dari sebuah kebesaran (greatness). Injil ini bercerita tentang Yesus yang menghadiri undangan makan salah satu pemimpin dari orang-orang Farisi; tidak dijelaskan di sini apakah keduabelas rasul datang berasama-Nya. Di ruang jamuan ini, satu hal yang menarik perhatian Yesus adalah para tamu yang berusaha untuk duduk di tempat-tempat kehormatan. Melihat hal tersebut Yesus pun mulai berbicara kepada tamu undangan yang hadir dan mulai mengajarkan sebuah pesan moral yang penting: apa itu kebesaran (greatness) di mata Tuhan Yesus? Untuk menelaah dengan seksama ajaran Yesus tentang arti sesungguhnya dari sebuah kebesaran, ada baiknya kita menyusun refleksi ini menjadi beberapa bagian.
   
Seorang Tamu Undangan Menurut Yesus

Yesus adalah seorang guru yang realistis. Ia mengambil bahan pelajarannya dari apa yang menjadi hal yang sering kita jumpai sehari-hari. Ia mengajak kita untuk peka akan sekeliling kita, meyakinkan kita bahwa hal-hal sederhana di sekitar kita bias menjadi sarana pembelajaran. Ambil saja contoh ajaran Yesus tentang pohon ara, pohon anggur, ladang gandum, kawanan domba, dan sebagainya yang semuanya sangatlah akrab dengan kehidupan sehari-hari bangsa Israel. Dan kali ini, Yesus mengambil materi pelajarannya dari sebuah undangan pesta perkawinan.

Dari injil ini Yesus hendak mengajarkan bagaimana kita sebagai seorang tamu menampilkan arti dari kebesaran. Bagi Yesus, tamu yang mengerti arti dari sebuah kebesaran adalah tamu yang menjalankan kerendahan hati. Kerendahan hati menurut saya berawal dari kemampuan kita untuk mengenal diri kita yang lebih dalam dan sadar bahwa seringkali kita tidak layak akan banyak hal. Sebaliknya, orang yang tinggi hati adalah orang yang tidak berakar pada dirinya dan merasa layak akan segala hal. Kerendahan hati adalah keutamaan yang bisa dimiliki oleh siapa saja, tanpa memandang status sosial di masyarakat. Seorang tamu undangan yang mengerti arti kebesaran menurut Yesus adalah seperti yang Ia gambarkan berikut ini : Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Bagaimana dengan kita?

Seorang Pemilik Pesta Menurut Yesus

Seorang pemilik pesta yang mengerti arti kebesaran menurut Yesus adalah seorang yang merasa bahagia karena ia mengundang tanpa mengharapkan imbalan. Menurut Yesus seorang pemilk pesta yang mengerti arti kebesaran adalan seorang yang juga mengerti logika dari sebuah undangan: Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Untuk itu, seorang pemilik pesta yang mengerti arti kebesaran adalah seperti apa yang Yesus katakan, Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu Bagaimana dengan kita?

Orang Besar Punya Tujuan Besar

Sekarang marilah kita melihat secara keseluruhan arti kebesaran yang hendak Yesus ajarkan kepada kita dari injil menurur Lukas ini. Kebesaran yang Tuhan Yesus ajarkan adalah kebesaran Kristiani. Masing-masing dari kita diajak oleh Yesus untuk melakukan sesuatu yang lebih, yang seringkali memerlukan penyangkalan diri. Yesus mengajarkan kita untuk mencintai orang-orang yang membenci kita. Yesus sendiri berkata apabila kita mengasihi orang yang mengasihi kita, apakah bedanya, orang yang tidak mengenal Allah pun bisa melakukan hal demikian. Tetapi kita telah mengenal secara dekat Allah sebagai Pribadi yang penuh cinta, yang mati demi dosa-dosa kita, yang sengsara di kayu salib namun sanggup memaafkan orang-orang yang telah menggantung Diri-Nya di atas kayu salib. Inilah kebesaran Kristianai yang mau Tuhan Yesus ajarkan, mau menyangkal diri, memiliki kerendahan hati dan memiliki cinta yang besar kepada kaum lemah dan papa.

Kebesaran bukanlah diukur dari materi yang kita miliki, dari status sosial yang kita miliki di masyarakat. Ini bukan berarti bahwa kita dilarang untuk memiliki jabatan dan punya prestasi. Namun yang hendak Yesus ajarkan adalah bagaimana kita menempatkan prioritas kita dengan benar dan memiliki kebesaran Kristiani sebagai sebuah prinsip hidup. Di saat kita mengangkat martabat kaum miskin dengan tulus, kebesaran akan muncul. Lebih dari segala pujian yang akan diberikan kepada kita di dunia ini, Tuhan Yesus meyakinkan kita bahwa kepedulian kita akan kaum lemah akan membuat kita menerima ganjaran besar: Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar. 


Penulis: Rambang Ngawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
The Ngawan © 2014 | Birds with the same feather flock together.